Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Prosa : Langit, Titip Bahagianya

  Hai langit yang indah. Aku menulis ini bukan karena Engkau tak tau isi hatiku, tapi karena aku ingin segalanya Engkau dengar langsung dari aku –tentang perempuan itu. Kalau boleh, langit, buat harinya selalu menyenangkan. Biar ia bangun dengan mata yang tenang dan hati yang senang. Biar langkahnya ringan, bahkan ketika dunia terasa berat. Tolong jauhkan ia dari kecewa yang datang tiba-tiba dan ganti dengan pelukan hangat dari hal hal kecil yang ia suka. Langit, engkau yang paling tau isi do'anya. Yang ia bisikkan dalam hening saat dunia sedang bising. Yang ia sembunyikan dalam senyum, padahal dadanya penuh harap yang tak berani ia ucapkan.  Tolong kabulkan. Kalau perlu ambil bahagiaku, dan pindahkan padanya. Asal ia tetap utuh, aku rela jadi sisa sisa.  Karena untuk perempuan ini, bahagianya harus selalu. Tak boleh sebentar. Tak boleh hanya sesekali. Bahagianya harus panjang umur, seperti harapanku untuk bisa mencintainya selalu, dengan sabar dan tulus yang tak pernah p...

Postingan Terbaru

Prosa : Mencintai Lewat Do'a

Puisi : Nyanyian Hujan

Puisi : Masjid Yang Dilupakan

Puisi : Aku Imsak

Puisi : Menyala Pada Gelap

Puisi : Berpeluk Tenang

Puisi : Telusuri Aku

Puisi : Setara

Puisi : Dalam Bayang Waktu

Puisi : Ganja Di Tengah Istana

Puisi : Terlepas Bebas, Terbebas Lepas

Puisi : Tempat Pulang

Puisi : Do'a Untuk Rafah

Puisi : Juni Bercerita (3)

Puisi : Juni Bercerita (2)

Puisi : Juni Bercerita

Puisi : Dialog Jiwa

Puisi : Aksara Di Kala Senja

Puisi : Azalea

Puisi : Awal Syawal

Puisi : Bisik Bisik Bantal Si David

Puisi : Pitaloka 1975

Puisi : Bungkam Suara

Puisi : Uraian Ampas Kapas